Kategori
Traveling

Jangan Asal Pegang, Ini 6 Tips Belanja Aman di Pasar Tradisional

Jangan Asal Pegang, Ini 6 Tips Belanja Aman di Pasar Tradisional

Jangan Asal Pegang, Ini 6 Tips Belanja Aman di Pasar Tradisional – Salah satu tempat yang rawan penularan virus corona adalah pasar tradisional. Pasar sangat ramai hingga tak heran beberapa pasar sempat tertutup karena banyak yang tertular virus.

Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO sebenarnya menyatakan virus corona pada umumnya menyebar dari orang ke orang, bukan dari pangan.

1.Susun daftar belanja sebelum berangkat ke pasar

Sebelum pergi ke pasar, sebaiknya membuat daftar barang apa saja yang ingin kamu beli. Ini membantu agar kamu tidak kebingungan dan terlalu lama berada pada pasar. Waktumu juga akan lebih efektif dan efisien. Terlansir dari http://162.241.119.31/.

2. Hindari menyentuh hewan hidup

Hewan yang masih hidup seperti unggas biasanya mudah mentemukan ke pasar tradisional. Untuk sementara waktu, sebaiknya hindarilah menyentuh hewan yang masih hidup, kecuali kamu benar-benar ingin membelinya.

3. Hindari membeli hewan liar

Beberapa pasar tradisional ada yang menjual hewan liar yang tak lazim. Untuk sementara waktu, kamu bisa menghindarinya agar tetap aman dari penularan virus corona.

4. Bawalah hand sanitizer

Selalu siapkan hand sanitizer dan letakkan pada tempat yang mudah terjangkau baik pada tas atau saku. Kamu bisa membersihkan tanganmu dengan menyemprotkan hand sanitizer secukupnya. Bersihkan tanganmu setelah memegang uang, bahan pangan, atau benda-benda lainnya.

5. Sentuh barang yang memang hendak membeli

Sesuai dengan poin nomor dua, sebaiknya hanya sentuh barang-barang yang memang benar-benar ingin kamu beli. Hal ini membantu tanganmu tetap bersih dan kamu tidak perlu sering-sering menyemprotkan hand sanitizer.

6. Selalu menerapkan 3M

Last but not least, selalu terapkan 3M, yakni memakai masker dengan benar, mencuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir secara berkala, serta menjaga jarak minimal 1,5 meter. Protokol kesehatan 3M ampuh untuk memutus rantai penularan virus corona.

Itulah beberapa kiat berbelanja ke pasar tradisional pada masa pademik. Kenakan masker, terapkan 3M dan tetap waspada selama berbelanja dan segera bersihkan d’iri sesampainya ke rumah agar d’irimu dan keluarga terhindar dari penularan virus corona atau COVID-19.

Kategori
BUSSINESSS

Survei Penggunaan Aplikasi Keuangan Naik 8,9 Persen Selama Pandemik

Survei Penggunaan Aplikasi Keuangan Naik 8,9 Persen Selama Pandemik

Survei Penggunaan Aplikasi Keuangan Naik 8,9 Persen Selama Pandemik – Adjust, platform pemasaran aplikasi global dan Apptopia, penyedia informasi aplikasi meluncurkan Laporan Keuangan Seluler 2020.  Dari survei menunjukkan jumlah sesi dan instalasi aplikasi pada kategori keuangan meningkat signifikan pada 2020. Waktu yang terhabiskan pengguna untuk menggunakan aplikasi tersebut juga turut meningkat pada tingkat global.

Pada paruh pertama 2019, pengguna rata-rata menghabiskan 7,7 menit per sesi dalam aplikasi. Kemudian, pada 2020 jumlah tersebut meningkat menjadi 8,35 menit, yakni meningkat sebesar 8,9 persen.

1. Penggunaan fintech meningkat pesat saat lockdown terberlakukan

Data Adjust menyebutkan peningkatan paling signifikan dari segi waktu yang terhabiskan. Untuk menggunakan aplikasi pada sektor fintech terjadi pada Q2 2020. Saat lockdown mulai berlakukan pada seluruh dunia. Terlansirkan dari http://katerinefrancisetsespeintres.com/

Dari negara-negara yang teranalisis dalam laporan ini, Argentina berhasil meraih pertumbuhan paling tinggi. Dari segi waktu yang telah habiskan untuk menggunakan aplikasi dari tahun-ke-tahun —meningkat 72 persen. Terikuti Ukraina 62 persen, Rusia dan Brasil yang meningkat 50 persen, dan Jepang 21 persen.

Negara-negara dengan industri perbankan yang lebih mapan memiliki user yang menggunakan aplikasi dalam waktu yang tidak lama. Sebab, mereka bisa menggunakan fungsi perbankan melalui layar desktop atau pada kantor cabang terdekat. Aplikasi yang menargetkan unbanked user cenderung menawarkan pendekatan yang lebih mendidik, yang membuat user menggunakan aplikasi dengan lebih lama.

“Inklusi keuangan dan finansial literasi merupakan isu yang cukup besar, terutama untuk masyarakat yang tinggal pada kota-kota kecil dan pedesaan,” ungkap Vicky Saputra, CEO of Indonesian fintech Netzme.

2. Sektor perbankan di negara berkembang akan meningkat pesat

Jepang memimpin dari segi jumlah unduhan aplikasi perbankan pada antara negara-negara yang teranalisis dalam laporan ini, tetapi juga merupakan outlier. Tingkat instalasi pada berbagai negara maju lainnya justru menurun dalam 12 bulan terakhir, menurut data Apptopia.

“Walau pun tren ekonomi umum menyebutkan ini merupakan masa sulit bagi banyak aplikasi perbankan utama pada negara maju, pasar negara berkembang masih menyediakan peluang bagi aplikasi keuangan internasional untuk terus bertumbuh,” kata Adam Blacker, VP of Insights Apptopia. “Sektor perbankan bertumbuh paling pesat pada negara-negara seperti Turki, Ukraina, dan Brasil,” lanjutnya.

3. Biaya akuisisi aplikasi perbankan dan pembayaran menurun drastis

Bersamaan dengan perubahan ekonomi dan sosial akibat pandemik COVID-19, biaya akuisisi untuk aplikasi perbankan dan aplikasi pembayaran telah menurun drastis. Sejak Februari, eCPI (Biaya Efektif per Instalasi) menurun 77 persen pada Mei, biaya akuisisi pengguna untuk aplikasi perbankan hanya sepersekian dari biaya akuisisi pengguna pada awal tahun.

Sebagai informasi, laporan keuangan seluler global memanfaatkan data internal dari Adjust dan Apptopia selama 1 Januari 2020 hingga 30 Juni 2020, membandingkannya dengan data untuk periode yang sama pada 2019.

Laporan ini menganalisis lebih dari 270 aplikasi keuangan—termasuk sub-kategori perbankan, pembayaran dan investasi—pada Amerika Serikat, Rusia, Ukraina, Turki, Brasil, Jerman, Inggris, Jepang, dan Argentina.

Laporan tersebut fokus pada pertumbuhan tingkat instalasi dan jumlah sesi, berapa banyak waktu yang menghabiskan pengguna untuk menggunakan aplikasi, dan tingkat retensi untuk kategori ini.

Kategori
Traveling

Perbedaan Travel Advice dan Travel Warning yang Kerap Dianggap Sama

Perbedaan Travel Advice dan Travel Warning yang Kerap D’ianggap Sama

Perbedaan Travel Advice dan Travel Warning yang Kerap D’ianggap Sama – Saat hendak pergi berlibur ke suatu negara, kamu tentu perlu tahu keadaan  sana. Dengan begitu, kamu bisa pergi dengan tenang tanpa merasa was-was.

Pada saat kondisi darurat, seperti mewabahnya virus korona sekarang, beberapa negara mengeluarkan travel warning atau travel advice. Sebenarnya kedua hal ini berbeda aturan, hanya saja sering teranggap sama.Lansirkan dari http://katerinefrancisetsespeintres.com/

Lalu, apa perbedaan travel warning dan travel advice? Simak ulasannya pada bawah ini!

1. Waktu pemberian peringatan

Hal pertama yang membedakan keduanya adalah waktu pemberian peringatan. Travel warning merupakan imbauan atau larangan yang terkeluarkan pemerintah oleh suatu negara, supaya tak banyak wisatawan yang datang ke sana. Selain itu, peringatan model ini bisa beritahukan kepada khalayak luas secara mendadak.

Sedangkan travel advice, pemerintah memperbolehkan wisatawan untuk datang, tapi tetap harus waspada, karena telah terjadi peristiwa yang membahayakan dalam jangka waktu pendek. Berbeda dengan travel warning yang benar-benar tak memperbolehkan wisatawan untuk masuk ke kawasannya.

2. Terlihat dari penyebabnya

Terdapat beberapa kondisi yang menyebabkan sebuah negara mengeluarkan peringatan, baik travel warning ataupun travel advice. Berikut kondisi yang membuat travel advice bisa keluarkan:

  • Terjadi pemilu yang berpotensi berakhir dengan kerusuhan.
  • Kondisi sedang tak aman, misalnya ada unjuk rasa besar-besaran.
  • Terjangkitnya wabah penyakit yang bisa menular dan sulit terobati.
  • Terjadi bencana alam yang bisa jadi menimbulkan bencana susulan.
  • Kondisi hubungan kedua negara memburuk.

Sedangkan, terjadinya travel warning bisa menyebabkan beberapa peristiwa yang bersifat sementara atau jangka pendek. Pada antaranya:

  • Kondisi pemerintahan negara yang mendatangi sedang tidak stabil
  • Adanya kasus kejahatan yang sedang berlangsung
  • Terjadi serangan teroris

Kalau terlihat dari penyebabnya, tidak heran kalau travel warning bisa keluarkan secara tiba-tiba. Bisa jadi peringatan tersebut terkeluarkan ketika kamu sedang berada pada sana, sehingga membuatmu terkejut.

3. Sistem pencabutan peringatan

Munculnya kedua peringatan tersebut membuat jumlah wisatawan berkurang. Dengan begitu, peringatan tersebut harus tercabut dulu, supaya jumlah pengunjung bisa stabil kembali.

  • Untuk mencabut peringatan travel warning, bisa lakukan secara
  • mendadak. Dalam artian, kejadian atau peristiwa tersebut sudah tak terjadi lagi dan menganggap  aman untuk wisatawan berkunjung.

Sebenarnya, sistem pencabutan peringatan untuk travel advice hampir sama dengan travel warning. Hanya saja, travel advice memerlukan waktu lebih lama untuk menilai dan mengevaluasi keadaan yang ada.

Kategori
Recreation

Cegah Stres, Wisma Atlet Siapkan Ruang Rekreasi bagi Pasien COVID-19

Cegah Stres, Wisma Atlet Siapkan Ruang Rekreasi bagi Pasien COVID-19

Cegah Stres, Wisma Atlet Siapkan Ruang Rekreasi bagi Pasien COVID-19 – Wakil Kepala Pusat Kesehatan Angkatan Darat (Puskesad) Brigjen TNI Agung H Hermawanto mengatakan pemerintah kini sedang menyiapkan ruang rekreasi pada Rumah Sakit Darurat Penanganan COVID-19 Wisma Atlet. Langkah ini terambil agar pasien positif virus corona yang terkarantina atau isolasi tidak stres.

“Kami punya lantai 3, masih kosong. Akan kami upayakan untuk mengurangi kejenuhan. Akan kami siapkan sebagai sarana rekreasi tapi dalam konteks jarak jaga aman untuk penyebaran COVID-19,” kata Agung seperti tersiarkan live oleh Kompas TV, Jumat (27/3). Lansirkan dari http://katerinefrancisetsespeintres.com/

1. Ada treadmill sampai televisi

Pada ruangan rekreasi itu nantinya akan terisi oleh peralatan seperti treadmill dan televisi, serta CCTV untuk mengawasi pasien.

“Ada fasilitas semacam treadmill, olahraga ringan, nonton TV, tapi jaga jarak aman ini kami laksanakan. Jadi tidak ada petugas kami  sana. Hanya tempat itu tertutup dan udara terbuka,” ujar Agung.

2. Akses WiFi bagi pasien

Beritakan sebelumnya, pasien juga perbolehkan membawa keperluan pribadi mereka seperti pakaian dan laptop. Pada RS itu, pemerintah melalui Telkom sudah menyiapkan jaringan WiFi yang bisa terpakai oleh pasien untuk menonton TV melalui laptop pada kamar.

“Bisa sampaikan ke keluarga untuk kirimkan misalnya laptop untuk bisa bekerja atau kirim pakaian atau kirim hal-hal yang bersifat pribadi, sehingga pasien bisa nyaman dalam ruang perawatan,” kata Agung.

3. Pasien perbolehkan jalan-jalan

Agung juga memastikan pasien bisa berjalan pada lorong tempat mereka terisolasi. Bahkan kamar pasien tidak akan terkunci.

“Jangan khawatir pada sini akan seperti terkungkung. Pasti terkungkung karena sebelumnya kita biasa pada luar. Pasien bisa jalan keluar karena kami siapkan pada masing-masing ruangan tersebut ada d’ispenser untuk minum,” ujarnya.

Nah, untuk kalian yang sekarang sedang menjalanakan isolasi mandiri di Wisma Atlet jangan khawatir ya , jika kalian bosan di dalam kamar isolasi, kalian juga perbolehkan melakukan beberapa rekreasi atau aktifitas yang di ada guna agar kalian tidak stress dan dapat membuat kalian lebih rilex menjalankan isolasi. Untuk kalian yang terkena Covid-19 cepat pulih ya.