Kategori
Wisata

Singapura Bolehkan Turis dari Australia dan Vietnam Datang

Singapura Bolehkan Turis dari Australia dan Vietnam Datang

Singapura Bolehkan Turis dari Australia dan Vietnam Datang – Singapura membolehkan turis dari Australia dan Vietnam datang ke negaranya. Hal ini memutuskan Singapura setelah menilai kedua negara itu berhasil menekan penyebaran virus Corona.
Menurut situs otoritas penerbangan sipil Singapura, turis dari kedua negara memperbolehkan datang mulai 8 Oktober nanti. Singapura memang perlahan mulai membuka pintu perbatasan untuk negara tetangga.

Sebelumnya mulai 8 September lalu, Singapura menyambut turis dari Brunei Darussalam dan Selandia Baru. Sampai 30 September, otoritas Singapura sudah menerima 331 permohonan masuk dan menerima sekitar 136 turis. Dari ratusan turis itu tidak ada yang positif Corona.

Nanti mulai 8 Oktober giliran Australia (kecuali mereka yang dari negara bagian Victoria) dan Vietnam yang boleh masuk per jam 00.00 waktu Singapura.

Melansir dari  https://tweeria.com/ “Kedua negara memiliki sistem pengawasan kesehatan publik yang komprehensif dan sudah berhasil mengontrol penyebaran virus COVID-19. Selama 28 hari tidak ada kasus baru pada negara Vietnam, sementara Australia (kecuali Victoria) memiliki rasio penularan yang rendah 0,02 per 100.000. Risiko dari negara-negara ini rendah,” tulis Civil Aviation Authority of Singapore (CAAS).
Turis Australia dan Vietnam mulai bisa memproses Air Travel Pass (ATP) untuk memasuki Singapura pada 1 Oktober. Turis akan mendapatkan pemeriksaan Corona saat kedatangan melalui bandara. Kalau hasilnya negatif mereka memperbolehkan untuk melanjutkan aktivitas Singapura, tanpa perlu melakukan karantina mandiri atau Stay-Home Notice (SHN).

Turis Australia Dan Vietnam Sudah bisa Masuk Sungapura

Singapura sebelumnya juga sudah membuka perbatasan untuk Malaysia, China, Brunei, Selandia Baru, Republik Korea, dan Jepang. Namun rata-rata itu untuk mereka yang datang ke Singapura untuk kepentingan bisnis atau pekerjaan.
Saat pandemi virus Corona melanda, industri penerbangan pun terpaksa terhenti. Lalu, bagaimana kabar Bandara Changi yang tersebut terbaik pada dunia?
mengkutip dari https://thewilderness.biz/ , Bandara Changi Singapura memiliki berbagai area favorit penumpang, seperti taman kupu-kupu, bioskop, pusat jajanan dan masih banyak lagi. Tak heran, sejak tahun 2013, bandara ini memenangkan penghargaan sebagai bandara terbaik dari industri penerbangan, Skytrax.

Pandemi Corona mungkin menghentikan sejumlah aktivitas bandara, termasuk Bandara Changi. Tapi, lalu ternyata situasi ini juga mencetuskan ide kreatif.

“Dengan COVID-19 secara drastis mengurangi jumlah penerbangan yang beroperasikan oleh SIA Group, kami telah menciptakan aktivitas unik yang memungkinkan kami untuk terlibat dengan penggemar dan pelanggan kami selama ini” kata CEO maskapai itu Goh Choon Phong dalam sebuah pernyataan.

Kategori
Traveling

Museum Bawah Air Pertama Telah Dibuka

Museum Bawah Air Pertama Telah Dibuka

Museum Bawah Air Pertama Telah Dibuka, – Selama ini, museum bawah air yang terkenal jadi jujugan para wisatawan berada di Spanyol dan Meksiko. Kini, Australia pun menghadirkan Museum of Underwater Art (MOUA). Tahap pertamanya resmi dibuka pada 1 Agustus 2020.

Jason deCaires Taylor, seorang pemahat patung bawah air asal Inggris, yang mendesain berbagai instalasi di MOUA. Penasaran seperti apa penampakan Museum of Underwater Art di Australia? Simak ulasan lengkapnya di bawah ini!

Museum of Underwater Art (MOUA)

93302075 175616410562598 9222785388625294696 n 11cce2145af4566e19c3cb045bd8b399 - Museum Bawah Air Pertama Telah DibukaTentang Museum of Underwater Art (MOUA) menyoroti konservasi, restorasi, dan pendidikan tentang terumbu karang. Museum ini memadukan seni, sains, budaya, dan konservasi.

“MOUA sebagai titik pertemuan, di mana ilmu kelautan, seni, dan pariwisata bertemu,” ujar Jason deCaires Taylor dalam keterangan pers yang diterima IDN Times. Gak cuma itu, MOUA juga menyediakan pendidikan dan pengalaman berkelanjutan soal terumbu karang untuk pengunjung.

Pada 1 Agustus 2020, tahap pertama instalasi MOUA telah dipasang, yang terdiri dari Ocean Siren dan Coral Greenhouse. Dengan tema masing-masing, keduanya berada di tempat terpisah.

Ada pula Coral Greenhouse di John Brewer Reef

88198412 242368570131927 1272131578029935185 n 5ecf1d2eafa127936bca02a912c2220e - Museum Bawah Air Pertama Telah DibukaGak jauh dari Ocean Siren, kamu bisa menemukan museum bawah laut yang disebut sebagai Coral Greenhouse di John Brewer Reef, Greet Barrier Reef, Townsville. Museum ini berbentuk menyerupai rumah kaca yang terbuat dari baja tahan karat setinggi sembilan meter.

Rumah kaca yang telah dibangun selama sembilan bulan ini dibuat sedemikian rupa, supaya gak berkarat, serta kuat menahan gelombang dan siklon. Di dalamnya, kamu bisa melihat 20 patung seolah menjadi pelindung terumbu karang yang melakukan penelitian di dalam laboratorium.

Kalau ingin mengunjungi Coral Greenhouse, kamu bisa menjangkaunya dengan melakukan diving. Pastikan mengikuti pelatihan terlebih dahulu sebelum memutuskan ke tempat ini, ya!

Ocean Siren berada di The Strand, Townsville, sebagai representasi visual keadaan bawah laut

82417126 112552347021349 4789276515709430804 n 815936bd2bb63f8701bca1eeb3b67685 - Museum Bawah Air Pertama Telah DibukaPatung Ocean Siren menggambarkan sosok Takoda Johnson, seorang gadis dari suku Wulgurukaba di Townsville. Patung tersebut dipasang di samping dermaga The Strand, Townsville. Tujuannya untuk menginspirasi aksi konservasi terumbu karang dan samudra yang berdampak positif terhadap lingkungan.

“Tujuan utamanya untuk membawa ilmu kelautan dan data ke lingkungan perkotaan secara jelas, supaya banyak orang memahami apa yang terjadi pada terumbu karang secara real time,” kata Jason deCaires Taylor.

Uniknya, patung ini berubah warna sebagai respons terhadap perubahan suhu air. Data suhu air diambil langsung dari Davies Reef yang dipasok Australian Institute of Marine Science.

Kenaikan suhu air menandakan pemanasan global yang bisa merusak ekosistem laut, termasuk terumbu karang. Dilansir dari Instagram Jason deCaires Taylor, kalau warnanya berubah jadi merah tua, artinya ada peringatan terjadi coral bleaching atau hilangnya warna cantik pada terumbu karang.

***

Itulah informasi tentang museum bawah air pertama di belahan bumi selatan, Museum of Underwater Art di Australia. Sambil menabung, bisa dimasukkan ke dalam bucket list liburan dulu, nih. Ya gak?

Kategori
Traveling

Negara yang Berikan Visa Multiple untuk WNI

Negara yang Berikan Visa Multiple untuk WNI

Negara yang Berikan Visa Multiple untuk WNI, – Bagi Anda yang senang jalan-jalan atau sering bepergian ke luar negeri, pastinya urusan pembuatan visa bukanlah sesuatu yang baru bagi Anda.

Visa berguna sebagai dokumen yang berisi tanda izin jika Anda diperbolehkan memasuki suatu negara. Meski sudah terbiasa, bukan berarti Anda melewatkan kesempatan untuk membuat Visa Multiple Entry yang memberikan Anda peluang untuk mengunjungi negara asing berkali-kali hanya dengan satu kali pembuatan visa, kan?

Meski terdengar menyenangkan, tidak semua negara memberikan privilage tersebut bagi warga negara Indonesia. Untuk itu, ini lima negara yang beri Visa Multiple Entry pada WNI. Apa saja?

Australia

Per tanggal 1 Desember 2015, warga negara Indonesia dapat mengajukan Visa Multiple Entry ke Australia. Visa ini berlaku selama tiga tahun dengan durasi tinggal tiga bulan.

Visa Multiple Entry berlaku bagi semua warga negara Indonesia untuk pemegang semua jenis paspor. Proses pengajuan Visa Multiple Australia hampir sama dengan visa biasa, persyaratannya pun sama.

Anda bisa melakukan pengurusan visa di Australia Visa Aplication Centre (AVAC) dan mengisi dokumen yang diperlukan secara online di website resminya. Untuk biayanya, Anda akan dikenakan biaya mulai Rp 1,5 juta-an per orang.

China

Negara dengan ibu kota Beijing ini juga memberi kesempatan WNI untuk mengajukan Visa Multiple Entry. Hanya saja waktu kunjung yang diberikan oleh China tidak selama negara-negara lainnya. Ada dua periode waktu yang berlaku di Visa Multiple China, yaitu enam bulan dan setahun.

Untuk mengajukan permohonan visa China, biaya yang Anda keluarkan akan berbeda tergantung periode berlaku visa. Visa dengan periode enam bulan dihargai Rp 600 ribu. Sedangkan yang setahun dihargai Rp 900 ribu.

Dengan visa tersebut Anda dapat berkunjung ke China sesering mungkin, dan tinggal selama dua bulan setiap kali berkunjung.

Jepang

Terkenal karena budaya dan bunga sakura, Jepang menjadi salah satu primadona destinasi wisata tahun ini. Negeri matahari terbit itu menjadi salah satu negara yang memberikan WNI kesempatan mendapat Visa Multiple Entry sejak 1 September 2012 silam.

Visa jenis ini dapat Anda gunakan untuk traveling, kunjungan keluarga, atau kunjungan singkat lainnya.

Sama dengan Korea Selatan, Visa Multiple Jepang juga memberikan Anda kesempatan berkunjung berkali-kali selama lima tahun dengan izin tinggal 30 hari.

Dengan merogoh kocek Rp 720 ribu, Anda bisa mengurus permohonan visa jenis ini di Japan Visa Application Center yang berada di Lantai 4 Lotte Shopping Avenue.

Jika dulunya permohonan Visa Multiple Jepang hanya dapat dilakukan WNI yang berdomisili di Indonesia, sekarang WNI dapat melakukan permohonan di Kantor Perwakilan Negara Jepang setempat.

Syarat permohonan pembuatan visa ini antara lain, pernah berkunjung ke Jepang selama tiga tahun terakhir atau pernah berkunjung ke negara yang tergabung dalam G7, seperti Kanada, Prancis, Italia, Inggris, Amerika Serikat, dan Eropa.

Syarat lainnya adalah membawa bukti kemampuan ekonomi, seperti salinan rekening tabungan dan bukti kepemilikan properti. Bagi Anda yang ingin berkunjung tanpa visa ke Jepang, bisa memanfaatkan e-passport yang Anda miliki. Hanya saja masa tinggalnya maksimal 15 hari.

Korea Selatan

Negeri Ginseng adalah salah satu dari lima negara yang memberi WNI Visa Multiple Entry. Dengan membayar sebesar Rp 1.224.000,00 untuk biaya pembuatan. Anda akan mendapat kesempatan bebas berkunjung ke Korea Selatan selama lima tahun dengan masa izin tinggal selama 30 hari.

Ada beberapa persyaratan yang harus Anda penuhi sebelum mengajukan permohonan pembuatan Visa Multiple Entry. Persyaratannya antara lain, pernah berkunjung setidaknya satu kali ke Korea Selatan atau pernah mengunjungi negara yang tergabung dalam OECD (Organisation for Economic Cooperation and Development).

Negara-negara yang tergabung dalam ikatan tersebut ada banyak, seperti Australia, Jepang, Irlandia, Belanda, Amerika Serikat, dan masih banyak lagi. Bagi Anda yang belum pernah ke Korea Selatan atau negara OECD lainnya, tak perlu sedih karena masih ada kesempatan lainnya.

Misalnya saja memiliki pasangan Warga Negara Korea Selatan yang berdomisili di Indonesia, pemegang Visa Multiple Korea Selatan, pegawai negeri sipil, karyawan BUMN, lulus atau melanjutkan sekolah di institusi pendidikan di Korea Selatan. Wah kesempatan bertemu oppa jadi semakin mudah, ya!

Negara Eropa yang tergabung dalam Perjanjian Schengen

Kawasan Eropa memang sering kali jadi impian para traveler. Menikmati bratwurst langsung di Jerman, melihat kincir angin Belanda. Atau menyambangi menara Eiffel yang ternama hanyalah sedikit impian dari traveler dunia. Untungnya, negara-negara tersebut memberikan Visa Multiple Entry bagi WNI.

Disebut sebagai Visa Schengen, visa jenis ini bisa Anda gunakan untuk mengunjungi 26 negara yang tergabung dalam Perjanjian Schengen.
Negara-negara tersebut antara lain, Austria, Belgia, Ceko, Denmark, Estonia, Finlandia, Prancis, Jerman, Hungaria, Islandia, Italia, Latvia, Yunani, Liechtenstein, Lithuania, Luxembourg, Malta, Belanda, Norwegia, Polandia, Portugal, Slovakia, Slovenia, Spanyol, Swedia, dan Swiss.

Berlaku selama 180 hari, Anda bisa memanfaatkan Visa Multiple Entry untuk bertandang ke 26 negara di atas dengan izin tinggal selama 90 hari.

Untuk membuat Visa Schengen, Anda mesti membawa bukti keuangan dan slip gaji tiga bulan terakhir, tiket pesawat PP, bukti reservasi penginapan, paspor yang masih berlaku minimal tiga bulan setelah keluar dari wilayah Schengen, asuransi perjalanan, dan tentunya dilengkapi dengan formulir, serta pas foto.

Biaya yang dikenakan untuk membuat Visa Schengen sebesar 60 euro. Atau setara Rp 969 ribu untuk pengguna dengan usia di atas 12 tahun. Dan 35 euro atau setara Rp 565 ribu untuk anak-anak berusia 6-12 tahun.